Refleksi Kasih Ilahi: Mengapa Aku Terus Mencari, Padahal Segalanya Telah Kumiliki?
Kadang aku heran... DIA menyuruhku untuk menemuinya lima kali dalam sehari. Bukan karena DIA butuh aku. Tapi karena aku yang butuh DIA.
Sehari lima kali, dipanggil lembut lewat adzan. Dipanggil bukan karena aku istimewa. Tapi karena aku sering lupa.Bayangkan saja, aku diminta untuk bertemu. Bukan sekali, bukan dua kali, tapi sehari lima kali. Lima kali dalam sehari, aku dipanggil. Kurang sayang apa DIA padaku? Bukankah itu adalah isyarat paling jelas bahwa DIA tak ingin aku jauh, tak ingin aku tersesat terlalu lama dari pelukan Nya? Sebuah panggilan yang seharusnya membuatku berlari, memburu setiap detik, setiap waktu yang DIA berikan untukku. Kurang sayang apa DIA padaku? Padahal aku sering datang terlambat. Kadang datang dengan hati yang kosong. Kadang datang hanya tubuhku saja, sementara pikiranku entah ke mana.
Tapi tetap, DIA memanggilku lagi. Dan lagi. Tidak pernah lelah. Tidak pernah marah.
Tapi, sungguh, tak pernah sedikit pun aku merasakan DIA membenciku. Tidak pernah! Bahkan, di saat aku paling rapuh, ketika emosi menguasai dan logika seolah mati, ketika aku terus saja mencari-cari yang kurasa tak kumiliki DIA tak pernah sedikit pun meninggalkanku. Tidak pernah ! DIA selalu ada, setia menanti, memelukku dalam diam, bahkan ketika aku berpaling.
Aku ini makhluk yang sering bertanya, "Siapa yang menyayangiku sebenarnya?" Padahal jawabannya selalu hadir, setiap kali aku hidupkan wajahku ke arah sajadah. Dia menyayangiku bahkan sebelum aku tahu caranya mencintai balik !
Dia tak pernah membentak, tak pernah membenci, meski berkali-kali aku tantrum di hadapan-Nya emosi, kecewa, mengeluh, meminta sesuatu yang sebetulnya tak aku butuhkan.
Aku ini seringkali buta oleh keinginan. Selalu merasa kekurangan, selalu sibuk mencari yang tak kumiliki, padahal... semua sudah DIA titipkan satu per satu.
Udara yang gratis. Nafas yang tak pernah kupikirkan, tapi selalu tersedia. Waktu yang terus mengalir. Kesempatan yang tak habis-habisnya datang meski aku terus gagal.
Dan di tengah keacakan hidup ini, satu hal yang tak pernah berubah: DIA YANG MAHA PENGASIH, dan aku memiliki NYA namun sering terus mencari kasih yang entah dimana !!
Dia yang Maha Sabar. Dia yang tak pernah berpaling. Dia yang meski sering aku kecewakan, tak pernah meninggalkanku barang sedetik pun.
Dan di sinilah titik pencerahan itu datang, perlahan-lahan menembus kabut keraguan. Selama ini, aku sibuk mencari-cari, merasa ada yang kurang, merasa belum memiliki ini dan itu. Aku terus mengejar bayangan, padahal jika aku mau membuka mata dan hati lebih lebar, semua yang kubutuhkan, bahkan yang tak pernah terpikirkan, sudah DIA berikan. Segalanya adalah hadiah, anugerah yang datang tanpa diminta, tanpa syarat, mengalir tiada henti.
Hari ini aku hanya ingin berkata: Terima kasih, ya Allah. Terima kasih untuk semua hadiah yang tak pernah kuanggap hadiah. Terima kasih untuk cinta yang diam-diam namun besar. Terima kasih untuk nafas ini yang bukan hanya penanda bahwa aku hidup, tapi juga penghubung antara jiwaku dan Engkau.
Aku akan berusaha untuk lebih tepat waktu, lebih sadar, lebih penuh ketika menemuimu lima kali sehari. Bukan karena takut. Tapi karena aku rindu untuk terus curhat pada MU saja !
#Self-improvement #Abundance #PencerahanDiri #RasaSyukur #AnugerahIlahi #HidupBersyukur #KecukupanHati #RefleksiDiri #Spiritualitas #KetenanganJiwa #HadiahHidup #SelfDiscovery #InnerPeace #Gratitude #DivineGifts
Komentar
Posting Komentar